Home »
DALAM NEGERI
,
PERISTIWA
,
TKI
,
WANITA
» Cerita TKW Overstayer: Ganti Majikan 50 Kali hingga Dinikahi Pria Turki
Cerita TKW Overstayer: Ganti Majikan 50 Kali hingga Dinikahi Pria Turki
Written By Unknown on Wednesday, November 11, 2015 | 10:29 AM
Jakarta - Jumlah Tenaga Kerja Indonesia di Arab Saudi tercatat sedikitnya ada 1,01 juta orang hingga akhir 2014. Sebagian besar dari jumlah tersebut adalah Tenaga Kerja Wanita (TKW).
Para TKW dari berbagai daerah di Indonesia pergi ke Arab Saudi dengan jalur legal atau pun ilegal. Setibanya di Arab Saudi, mereka mengalami sejumlah pengalaman, baik yang menyenangkan ataupun sebaliknya.
Salua (35) misalnya, TKW asal Tasikmalaya yang memilih pulang ke Indonesia melalui program pemulangan WNI Overstay and Undocumented 2015 itu bercerita bagaimana ia sempat gonta-ganti majikan hingga 50 kali.
"Sudah kerja 10 tahun sebagai TKW. (Ganti majikan) sudah 50 kali," ujarnya sambil tersipu saat ditemui di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (11/11/2015).
Salua tinggal di Makkah selama berada di Arab Saudi. Awal mula ia memutuskan pergi ke Arab Saudi adalah untuk mencari penghidupan yang layak. Namun apa daya, nasib baik ternyata tak berpihak padanya.
"Awal mula ke Makkah cuma untuk kerja, tapi setahun kerja dapat majikan yang nggak baik. Makanya saya kabur terus gonta ganti majikan sampe 50 kali," jelasnya pelan.
Mengalami kehidupan yang keras di negeri orang membuat Salua lupa mengurus perpanjangan visa. Namun beruntung selama 10 tahun dirinya tak pernah dihampiri petugas imigrasi.
Program pemulangan TKI sampai ke telinga Salua yang memutuskan untuk ikut pulang saat itu juga. "Alasan akhirnya memilih pulang? Kangen anak dan suami," ujarnya tertawa.
"Suami dan anak saya memang di Jakarta, karena sudah kangen makanya memilih untuk menyerahkan diri dan pulang ke Indonesia," jelasnya.
Nurwati, wanita 37 tahun asal Lampung punya cerita berbeda. Walaupun memulai karir sebagai TKW, nasib Nur, begitu dia biasa disapa, cukup beruntung karena dipinang seorang pria Turki.
Nur sudah menetap di Saudi selama 15 tahun dan gonta ganti majikan sebanyak 3 kali. Belasan tahun menjadi TKW, rupanya pengalaman tak mengenakkan kerap terjadi padanya.
"Waktu pertama kali datang ke Arab menjadi TKW, perasaannya ya enak nggak enak. Terkekang lah sama orang sana. Karena saya Terkekang dengan orang Saudi, makanya saya lari, tapi pindah majikan hasilnya sama," ujar Nur.
Sempat putus asa dengan nasibnya, pada suatu hari dia berkenalan dengan seorang pria Turki yang tiba-tiba mengajaknya untuk menikah.
"Makanya kebetulan ada yang mau kawin, ya lebih baik saya kawin daripada nasib saya jadi nggak bener," jelasnya.
Nur menilai masyarakat Saudi pada dasarnya baik. Namun cukup ketat soal aturan pekerjaan.
"Sebenarnya orang Saudi baik, tapi soal kerjaan mereka memang ketat, jadi suka kurang tidur, cuma itu. Karena kadang kalau tidur bisa jam 3 dini hari, jadi untuk tidur cuma 3 sampai 4 jam, gitu. Kalau majikan perempuan memang kurang ini mungkin karena cemburu, makanya saya ambil tindakan lari karena itu," kata Nur.
"Awalnya saya ke sana kan memang untuk sukses, tapi nasib mengatakan lain," sambungnya.
Tapi sejak menikah, Nur memilih berhenti bekerja dan menjadi ibu rumah tangga sembari mengurusi tiga orang anaknya yang berumur 15, 3 dan 1 tahun. Suami Nur sendiri bekerja sebagai staf sebuah Hotel di daerah Makkah.
Saat dipulangkan, Nur hanya membawa 2 anaknya yang masih berusia 3 dan 1 tahun. "Anak saya yang paling besar kan sudah SMP, jadi suami saya tinggal dulu di sana bersama anak. Nanti akan menyusul," jelasnya.
Dari awal Nur memang sudah memiliki niat untuk kembali ke Indonesia, tapi sang suami rupanya tak mendukung keputusannya tersebut. "Tapi karena ada kegiatan ini, saya ambil kesempatan (untuk pulang). Setelah belasan tahun ya saya senang sekali bisa dipulangkan. Karena bisa bertemu keluarga lagi," ujarnya sambil tersenyum.
Punya pengalaman buruk membuat Nur kapok bekerja sebagai TKW, sehingga tak memiliki rencana untuk kembali ke Arab Saudi. "Kalau diberi modal sama pemerintah, ya suami sih suruh saya buka toko kecil-kecilan untuk anak-anak. Tapi itu kan baru rencana," tutupnya.
Labels:
DALAM NEGERI,
PERISTIWA,
TKI,
WANITA
Post a Comment